Sebenarnya kami bukan pecinta kucing atau sebaliknya. Ya sekedarnya aja kalo ada kucing liar yang dateng ke rumah, paling dielus - elus, dikasih makan seadanya. Kalo sudah mengganggu ya disuruh pergi. Dulu waktu tinggal di Bali, ada kucing liar yang rutin dateng di kompleks. Bentukannya sih bagus, kayanya hasil perkawinan Kucing Ras dan Kucing Kampung. Kucing itu kami namain Beckham. Bulunya banyak dan gemuk, cuma wajahnya sangar ga ramah. Suka dateng ke rumah minta makan trus pergi lagi. Paling tidur - tiduran di keset depan pintu. Ga pernah pup di rumah tapi suka ngencingi motor.
Skip ke Kendari. Komplek kami lebih besar daripada tempat tinggal kami di Denpasar, makin banyak kucing yang suka bersliweran keluar masuk komplek. Sampai akhirnya ada satu warga yang punya hobi ngasih makan kucing. Nah saat itulah mulai ada warga lain yang protes karena bau tidak sedap dari kotoran kucing. Tertuduhlah kucing - kucing liar tersebut.
Balik ke Jakarta setelah 5 tahun keluar Jawa, kami tinggal kembali di Bintaro. Rumah ini sudah lama kami tinggalkan. Dan masalahnya masih sama sejak saya masih bujang. Sering buat tempat pup kucing. Untuk mengatasinya kami memasang rumput disekitar halaman dengan harapan kucing ga pup lagi di halaman rumah kami. Hasilnya?ya tetep aja.
Orang tua sempat memberikan masukan untuk memasang botol yang diisi air disekitar halaman. Hasilnya nihil. Kucing masih sering pup di halaman kami. Istri berinisiatif membeli cairan penolak kucing yang banyak dijual di toko daring. Hasilnya masih saja nihil.
Browsing - browsing di internet, saya agak ekstrim membeli pagar duri pengusir kucing yang ada di toko hijau. Mungkin karena jumlahnya terlalu sedikit, kucing dapat dengan mudah melompati pagar duri. Gagal lagi.
Belum dapat solusinya, istri mendapat ide untuk menebar kulit telur di sekitar halaman. Artikel di internet menyebutkan, pecahan kulit telur dapat mencegah kucing untuk pup sembarangan di halaman kita. Menurut kami, ide ini murah dan mudah untuk dilakukan. Setiap kami makan telur, kulitnya tidak langsung kami buang, dibersihkan dulu, dihancurkan menjadi lebih kecil dan ditabur di sekitar halaman rumah. Dan hasilnya masih sama saja, kucing masih pup di halaman kami.
Nanem rumput sudah, pasang botol air sudah, pakai cairan pengusir sudah, pakai pagar duri sudah, tabur kulit telur sudah dan akhirnya kami menemukan cara menangkal kucing pup sembarangan yang cocok buat kami. Caranya dengan memberikan makan untuk kucing liar. Kami menyediakan tempat makan kucing di sekitar halaman rumah. Dan hasilnya menurut kami lebih efektif, aroma pup kucing berkurang jauh, karena kucing jarang pup di halaman rumah. Tapi kelemahannya adalah kalau kami lupa menyediakan makanan kucing dalam jangka waktu yang cukup lama, kucing kembali pup di halaman kami ahahahaha. Sampai saat ini sih, trik ini masih berhasil tapi ya masih aja ada kucing yang pup di luar pagar kami. Ya masih lumayan lah ya, baunya ga masuk ke dalam rumah.